Profil Bintang - Syamsir Alam. Menjadi panutan dan idola di usia muda bukanlah hal yang mudah. Tapi, kedua status tersebut mampu diemban dengan baik oleh Syamsir Alam (19 tahun).
Alam, demikian ia biasa disapa, merupakan pemain muda yang digadang-gandang menjadi bintang Indonesia di masa datang. Striker muda itu musim ini mulai bergabung ke Penarol U-19 (Uruguay).
Di tengah keringnya prestasi sepak bola Indonesia, Syamsir Alam muncul untuk menjadi alternatif bintang baru yang menjanjikan. Lewat tempaan kompetisi usia muda di Uruguay, ia diharapkan menjadi salah satu pemain muda yang kelak bermain di kompetisi elite Eropa.
Sejak 2008 Syamsir Alam digodok dalam ketatnya kompetisi kelompok umur di Uruguay bersama tim SAD yang dibiayai Nirwan D Bakrie.
Sebelumnya, di usia yang masih relatif muda, Alam sudah menjadi tulang punggung timnas dalam berbagai tingkat umur, mulai dari timnas U13, U14 hingga U19. Terakhir, timnas U23 berharap kontribusinya pada SEA Games nanti.
Alam kini bersiap merajut impian, dimana akhir tahun ini Alam resmi menyusul rekannya di timnas U23, Yericho Christiantoko, untuk bergabung dengan tim peserta Devisi II Belgia, CS Vise. Ia berharap tampil bagus di klub milik Grup Bakrie itu. Jika sukses Vise akan menjadi batu loncatan menuju klub-klub Eropa berikutnya.
"Saya sudah empat tahun berada di lingkungan sepak bola Uruguay. Sudah waktunya saya untuk merasakan atmosfer sepak bola di tempat lain," tutur Alam perihal kontraknya bersama Penarol yang akan berakhir.
Selama berada di Uruguay, Alam memperoleh banyak pengalaman, baik sudak maupun duka. Tak hanya dari sisi karakter permainan, melainkan juga karakter pribadinya ikut berubah.
"Dulu sebelum ke Uruguay, saya adalah penyerang yang biasa saja. Setelah mejalani ketatnya persaingan di sana, saya sekarang termasuk striker tipe pekerja. Secara pribadi, saya juga menjadi lebih dewasa," akunya.
Gejolak jiwa mudanya pun mulai terlihat. Tren pesepak bola yang menato tubuhnya sepertinya ia ikuti. Sejak setahun ini Alam menggemari seni tato. Setidaknya ada enam tato yang sudah menghiasi tiga bagian tubuhnya, yakni di dada, tangan serta kaki kanannya. Setiap tato punya arti khusus baginya.
"Seperti yang di dada, ada tato bertuliskan nama papa dan mama. Di tangan kanan, ada tulisan "Maori", yang berasal dari kata suku di Selandia Baru. Kemudian, di kaki kanan ada dua tato dalam huruf Jepang, yang dalam bahasa Indonesia artinya cepat dan berbahaya," bebernya. Bisa jadi tato itu ibarat doa tersendiri bagi Alam.
Semoga Syamsir Alam mampu menunjukkan karakter seperti dalam tulisan di tubuhnya.
Berikut profil Syamsir Alam:
Nama: Syamsir Alam
Panggilan: Alam
Lahir: Agam, Sumbar, 6 Juli 1992
Postur: 175 cm / 57 kg
Orang tua: Edinas Sikumbang/Yuliana
Anak ke: Satu dari empat besaudara
Klub favorit: Manchester United
Hobi: Jalan-jalan
Karir Tim:
2008-2010: Tim SAD
2010-2011: Penarol U19
Karir Timnas:
2003: Timnas U13
2004: Timnas U14
2006: Timnas U23 (magang)
2007: Timnas U19
2008: Timnas U17
2009: Timnas U19
2011: Timnas U23
Alam, demikian ia biasa disapa, merupakan pemain muda yang digadang-gandang menjadi bintang Indonesia di masa datang. Striker muda itu musim ini mulai bergabung ke Penarol U-19 (Uruguay).
Di tengah keringnya prestasi sepak bola Indonesia, Syamsir Alam muncul untuk menjadi alternatif bintang baru yang menjanjikan. Lewat tempaan kompetisi usia muda di Uruguay, ia diharapkan menjadi salah satu pemain muda yang kelak bermain di kompetisi elite Eropa.
Sejak 2008 Syamsir Alam digodok dalam ketatnya kompetisi kelompok umur di Uruguay bersama tim SAD yang dibiayai Nirwan D Bakrie.
Sebelumnya, di usia yang masih relatif muda, Alam sudah menjadi tulang punggung timnas dalam berbagai tingkat umur, mulai dari timnas U13, U14 hingga U19. Terakhir, timnas U23 berharap kontribusinya pada SEA Games nanti.
Alam kini bersiap merajut impian, dimana akhir tahun ini Alam resmi menyusul rekannya di timnas U23, Yericho Christiantoko, untuk bergabung dengan tim peserta Devisi II Belgia, CS Vise. Ia berharap tampil bagus di klub milik Grup Bakrie itu. Jika sukses Vise akan menjadi batu loncatan menuju klub-klub Eropa berikutnya.
"Saya sudah empat tahun berada di lingkungan sepak bola Uruguay. Sudah waktunya saya untuk merasakan atmosfer sepak bola di tempat lain," tutur Alam perihal kontraknya bersama Penarol yang akan berakhir.
Selama berada di Uruguay, Alam memperoleh banyak pengalaman, baik sudak maupun duka. Tak hanya dari sisi karakter permainan, melainkan juga karakter pribadinya ikut berubah.
"Dulu sebelum ke Uruguay, saya adalah penyerang yang biasa saja. Setelah mejalani ketatnya persaingan di sana, saya sekarang termasuk striker tipe pekerja. Secara pribadi, saya juga menjadi lebih dewasa," akunya.
Gejolak jiwa mudanya pun mulai terlihat. Tren pesepak bola yang menato tubuhnya sepertinya ia ikuti. Sejak setahun ini Alam menggemari seni tato. Setidaknya ada enam tato yang sudah menghiasi tiga bagian tubuhnya, yakni di dada, tangan serta kaki kanannya. Setiap tato punya arti khusus baginya.
"Seperti yang di dada, ada tato bertuliskan nama papa dan mama. Di tangan kanan, ada tulisan "Maori", yang berasal dari kata suku di Selandia Baru. Kemudian, di kaki kanan ada dua tato dalam huruf Jepang, yang dalam bahasa Indonesia artinya cepat dan berbahaya," bebernya. Bisa jadi tato itu ibarat doa tersendiri bagi Alam.
Semoga Syamsir Alam mampu menunjukkan karakter seperti dalam tulisan di tubuhnya.
Berikut profil Syamsir Alam:
Nama: Syamsir Alam
Panggilan: Alam
Lahir: Agam, Sumbar, 6 Juli 1992
Postur: 175 cm / 57 kg
Orang tua: Edinas Sikumbang/Yuliana
Anak ke: Satu dari empat besaudara
Klub favorit: Manchester United
Hobi: Jalan-jalan
Karir Tim:
2008-2010: Tim SAD
2010-2011: Penarol U19
Karir Timnas:
2003: Timnas U13
2004: Timnas U14
2006: Timnas U23 (magang)
2007: Timnas U19
2008: Timnas U17
2009: Timnas U19
2011: Timnas U23